hariansuara.com - Olahraga catur satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Matthew Pasaribu (18), mahasiswa Fakultas Akuntansi di University of Pretoria. Putra asal Indonesia dari pasangan Michael Pasaribu dan Dwi Monita Suparyanto ini sejak kanak-kanak sudah menunjukkan ketertarikan, sekaligus talenta yang besar di catur.
Bersyukur, orang tua Matthew jeli dan tanggap akan keadaan sang anak. Mereka memasukkan Matthew ke klub catur di Pretoria, Afrika Selatan untuk mengasah keterampilannya memainkan bidak-bidak catur.
Matthew juga diikutkan di banyak ajang lomba dan pertandingan. Keterampilannya semakin baik, hingga masih duduk di SMA pada 2022, ia menjadi Juara 1 Silver Lakes Chess Club, kemudian pada 2023 Juara 1 U-18 antar-SMA se-Pretoria, dan lolos ke turnamen nasional antar-SMA di Afrika Selatan.
Karena prestasinya, pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Pretoria menganugerahi Matthew penghargaan sebagai Indonesian Fighter, bersama dengan atlet angkat besi Sahari Sinamo Thatcher.
Prestasi Matthew terkini, pada 17 Mei 2024, iberhasil memenangkan 5 dari 5 pertandingan catur dengan 75 peserta dari 7 Perguruan Tinggi di Provinsi Gauteng, melingkupi Ibu Kota Pretoria dan Johannesburg, Afrika Selatan.
Matthew menjadi Juara I Pemain Pria Terbaik individu, dan bersama tim University of Pretoria harus puas menjadi Juara 2 Beregu.
Kemenangan Matthew membawa suka cita bagi banyak orang. Tak hanya Ayah, Ibu, dan saudara perempuannya, tetapi juga Keluarga besar KBRI Pretoria yang komit mendukung kiprah positif warga Indonesia, terlebih yang berprestasi.
Duta Besar RI Pretoria, Y.M. Saud Purwanto Krisnawan, spontan gembira begitu mendengar kabar kemenangan Matthew dari Michael Pasaribu, Ayahanda Matthew yang bekerja di KBRI.
"Wahhh, ini sangat membanggakan. Selamat ya Pak Mike dan keluarga," ujar Pak Dubes Krisnawan yang sebelum penugasan di Afsel menjabat sebagai Konjen RI Los Angeles.
Satu hal yang pasti, Matthew terpanggil untuk terus menekuni catur. Berlatih dan terus berlatih, mencari partner bermain di mana saja. Seperti tahun lalu, ia gembira sekali bisa ke Indonesia diajak orang tuanya setelah 17 tahun tinggal di negeri orang.
"Saya sempat bermain catur di HKBP Taman Mini dan juga Club Catur. Sayangnya, sedang tidak diadakan kompetisi. Saya juga hanya 20 hari di Indonesia," ujar Matthew yang kini rutin mengajar tim junior catur di almamaternya, SMA Rietondale High school, Pretoria. (*) MTS Foto: Dok Pri
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU