hariansuara.com - Terus bertambah, korban tewas di Turki dan Suriah akibat gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023) dini hari.
Kerja keras pencarian tim rescue, Jumat (10/2/2023) pagi ini ditemukan lagi korban tewas. Di Turki sehari sebelumnya 12.391 jiwa bertambah jadi 17.674 jiwa. Di Suriah sendiri, dari 2.992 jiwa menjadi 3.377 jiwa. Total korban meninggal dunia sebanyak 21.051 jiwa.
Pun, jumlah warga korban luka di kedua negara juga bertambah. Di Turki, total sejumlah 72.879 orang dan di Suriah terlapor sebanyak 5.245 orang, berada di wilayah yang dikuasai pemerintah maupun pemberontak.
Para ahli dari lembaga internasional, seperti Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sangat mengkhawatirkan keadaan ini. Sebab, fakta di lapangan jauh berada di luar prediksi mereka.
Sejauh ini, yang bisa disampaikan, korban tewas kemungkinan masih bertambah, sebab suhu udara yang begitu dingin di bawah nol derajat, sulitnya mengurai reruntuhan bangunan yang masif, banyak fasilitas umum dan fasilitas sosial rusak, serta kelangkaan supply air bersih.
WNI 123 Dievakuasi, 2 Meninggal & 10 Luka-luka
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, seperti dikutip AFP, status darurat bencana di 10 provinsi diberlakukan selama tiga bulan pasca gempa. Ia juga mengerahkan 50 ribu personel penyelamat, dan mengalokasikan dana bantuan sebesar Rp80 Triliun.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, yang sedang kunjungan kerja di Canberra, Australia menyatakan, pemerintah Indonesia telah cepat memberikan pertolongan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak gempa bumi.
Hingga Kamis (9/2/2023) kemarin sebanyak 123 WNI telah dievakuasi, dan di dalam rombongan itu terdapat dua warga negara Malaysia dan 1 warga asal Myanmar.
"Tercatat, seorang ibu WNI dan anaknya berusia 1 tahun meninggal dunia di Kahramanmaras, Turki Tengah. Semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Inna lillahi wainna Ilaihi Roji'uun. Tim evakuasi KBRI yang berada di Ankara telah mengurus pemulasaran jenazah," ujar Menlu Retno.
WNI yang terluka ada 10 orang, empat ditangani rumah sakit setempat, sedangkan enam lainnya dievakuasi ke Ankara untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Pemerintah melalui KBRI Ankara telah mengirimkan empat tim ke Kahramanmaras, Giazantep, Diyarbakir, dan Hatay. Mereka membawa bantuan kemanusiaan berupa bahan makanan yang diserahkan melalui Bulan Sabit Merah Turki.
Bantuan berikutnya berupa Medium Urban SAR (MUSAR) serta peralatannya akan dikirimkan dari Jakarta. Plus tim dan bantuan medis yang diperlukan. Koordinasi terus dilakukan.
Hotline untuk WNI di Luar Negeri
Apabila ada teman atau keluarga WNI yang berada di luar negeri, silakan melaporkan diri secara online di portal peduli WNI di situs www.peduliwni.kemlu.go.id.
Atau Anda ingin menghubungi kerabat atau rekan di Turki, dipersilakan mengontak hotline perlindungan WNI di Ankara di +905321352298. Sedangkan untuk WNI di Suriah, bisa hubungi nomor hotline +963954444810 untuk perlindungan WNI di Damaskus. (*) Santang/MTS Foto: IST
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU