hariansuara.com - 'Pasar Malam' kegiatan kultural yang asalnya diselenggarakan di Indonesia, yang kini popular dan jadi bagian dari kehidupan budaya di Belanda. Umumnya, Pasar Malam di Belanda digelar oleh organisasi yang memiliki kedekatan atau hubungan budaya dengan Indonesia.
Pun, dengan acara Pasar Malam Lokomotif 2024 yang digelar di Belanda pada 14-16 Juni 2024 lalu. Pasar Malam ini diorganisir oleh Museum Stoomtrein Katwijk Leiden, organisasi yang memiliki koleksi dan kaitan dengan sejarah perkeretaapian di Indonesia, terutama sepur industri. Berlangsung sukses, terbukti dari besarnya antusiasme masyarakat datang menyambut kehadiran dua Lokomotif Uap buatan DuCroo & Brauns yang dipulangkan ke Belanda dari pabrik tebu di Pulau Jawa.
Apa saja yang menarik di Pasar Malam Lokomotif 2024? Ikuti laporan pandangan mata dari Sukarelawan Museum Stoomtrein Katwijk Leiden, Widoyoko, untuk Anda.
2 Lokomotif Uap DuCroo & Brauns Jadi Shared Heritage
Sejak 2023 Museum Stoomtrein Katwijk Leiden telah berhasil memulangkan dua unit lokomotif uap Buatan DuCroo & Brauns dari pabrik-pabtik gula di Pulau Jawa. Namun, karena terkendala teknis, baru tahun ini kedua lokomotif uap tersebut bisa dipamerkan kepada publik. Sebagai tanda suka cita, Stoomtrein Katwijk Leiden pun mengorganisir acara 'Pasar Malam Lokomotif'.
Museum Stoomtrein Katwijk Leiden adalah sebuah museum resmi yang diakui sebagai museum nasional Belanda dengan spesialisasi untuk sepur sempit. Museum ini 100% dikelola oleh sekitar 150 orang sukarelawan tua dan muda.
Tahun 2024 ini tahun istimewa, sebab untuk pertama kali kami tampil sebagai 'event organizer' acara yang kami namakan 'Pasar Malam Lokomotif'. Ini tak lain sebagai luapan bahagia menyambut kehadiran dua lokomotip uap yang didatangkan dari Pabrik Gula Sumberharjo, Pemalang, Jawa Tengah, dan Pabrik Gula Pesantren Baru, Kediri, Jawa Timur.
Pada zamannya, kedua lokomotif uap ini dibuat oleh pabrik lokomotif Du Croo & Brauns pada 1925 dan 1929. Sejak itu batang-batang tebu dikirim ke pabrik gula di Jawa. Selesai masa tugas, Museum Stoomtrein Katwijk Leiden pun berusaha memulangkan kembali kedua lokomotif uap tersebut sebagai 'warisan budaya bersama' atau shared heritage antara Indonesia dan Belanda.
Tiga hari Pasar Malam Lokomotif digelar, diawali dengan acara khusus selamatan dan pemberian nama untuk kedua lokomotif uang tersebut pada Jumat, 14 Juni 2014. Acara ini untuk undangan khusus yang dihadiri Duta Besar RI untuk Belanda, Yang Mulia Bapak Mayerfas, dan Walikota Katwijk, Mr. Cornelis Visser. Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Museum, Pak Gerard de Graaf yang menguraikan sejarah museum dan pabrik Du Croo en Brauns, serta pentingnya kedua lokomotif uap tersebut kembali ke Belanda.
Duta Besar RI dan Walikota Katwijk memberi sambutan, kemudian berlanjut dengan selamatan dan pemberian nama untuk kedua lokomotif oleh Bapak Dubes Mayerfas, dan putra dari insinyur perancang lokomotif Du Croo en Brauns, Bapak J.W. Vonhoff. Kedua lokomotif diberi nama “Soemberhardjo” dan “Pesantren Baroe” sesuai asal pabrik gula lokomotif-lokomotif itu bertugas. Sajian Tari Piring dan pemotongan tumpeng nasi kuning komplet yang lezat menandai seremonial tersebut.
Pasar Malam Lokomotif untuk Publik
Pasar Malam Lokomotif bagi publik berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 15 – 16 Juni 2024. Museum Stoomtrein Katwijk Leiden mengemas suasana Indonesia yang unik dan nostalgia “Tempo Doeloe” saat kereta api uap berjaya. Tiket masuk untuk dewasa seharga €12,- sedangkan anak-anak (4-12 tahun) € 9,- Anak-anak umur 0-3 tahun dan siapa saja (tua atau muda) pemilik Kartu Museum gratis alias tidak membayar.
Tentu, masyarakat menyambut gembira hal ini. Dengan tiket masuk ini, mereka bisa menikmati acara kesenian berupa pertunjukan aneka tarian Bali dari Sanggar Tari Bali “Dwibhumi” dipimpin Nova Burdo-Marseline. Ada pertunjukan musik angklung dari grup “Angklung Diaspora ” pimpinan Hermansyah. Acara kesenian ditutup dengan pertunjukan seni Pencak Silat “Perisai Diri” yang didemonstrasikan secara solo oleh guru pencak silat Perisai Diri Nederland, Djandri Esmeijer.
Adapun pertunjukan kesenian diadakan di depot lokomotip diesel yang disulap jadi panggung terbuka. Meski hujan sempat turun, angin sedikit kencang, masyarakat tetap antusias menyaksikan pertunjukan kesenian.
Yang tak kalah diserbu adalah kuliner Indonesia yang disediakan oleh Toko Indonesia Indah milik Pak Munir, asli Aceh. Museum Stoomtrein Katwijk Leiden menyulap dipo kereta (rijtuigennloods) menjadi sebuah pujasera dengan menu Indonesia bermacam-macam, dari bakso, tahu tek, tahu gejrot, nasi rames, sate ayam, dan banyak lagi. Toko Indonesia Indah ini punya tempat di hati warga, sehingga telah buka cabang di Kota Alsmeer, Amsterdam dan Leusden. Yang jelas, kami berusaha menyajikan cita rasa Indonesia yang otentik.
Tampil Beda
Pasar Malam Lokomotif ala Museum Stoomtrein Katwijk Leiden tampil beda dari pasar malam lainnya. Pengunjung beroleh kesempatan menikmati 25 menit perjalanan kereta api uap kuno nan antik berkeliling Danau Valkensburg. Satu sensasi yang luar biasa, sebab lokomotif uap yang menghela kereta api telah berumur 100 tahun lebih. Setiba di stasiun para pengunjung langsung kulineran, makan besar maupun mengudap camilan.
Catatan istimewa dan membanggakan, Museum Stoomtrein Katwijk Leiden ini satu-satunya museum KA di Negeri Belanda yang menampilkan seni budaya Indonesia dengan kereta api uap. Selain menarik minat penggemar dan pemerhati KA, umumnya keluarga yang mengunjungi acara ini. Kakek/Nenek dengan para cucu atau Bapak dan ibu bersama anak-anaknya sehingga suasana kekeluargaan kental terasa. Anak-anak juga beroleh acara khusus seperti belajar membuat layangan dan menerbangkannya, dan juga belajar menari jaran kepang.
Keunggulan Pasar Malam Lokomotif ini selain memungkinkan pengunjung menikmati sajian seni budaya dan kuliner Indonesia, juga menikmati perjalanan kereta api uap mengelilingi Danau Valkensburg. Pun, disuguhkan sejarah perkeretaapian Industri di Indonesia dan Belanda berupa foto khusus tentang pabrik lokomotif Du Croo and Braun.
Melihat kesuksesan Pasar Lokomotif Uap ini rencananya Museum Stoomtrein Katwijk Leiden akan menjadikan acara ini tahunan sebagai daya tarik wisata yang unik di wilayah Leiden. Selain itu diharapkan dapat membantu KBRI mempererat hubungan antara Indonesia dengan Belanda. (*) Teks & Foto: Widoyoko
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU