
hariansuara.com - Mycoplasma Pneumonia sempat menghebohkan tatkala di China telah melonjakkan kasus pneumonia di Tiongkok. Di penghujung 2023 Mycoplasma Pneumoniae dideteksi di Indonesia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, menyebutkan ada 6 anak usia 3-12 tahun terinfeksi Mycoplasma Pneumonia. Gejala awalnya panas dan batuk, hingga sesak napas dan sulit menelan. Terkonfirmasi, mereka sembuh setelah menjalani rawat inap, dan atau rawat jalan.
Jangan Panik!
Belakangan masih ditemukan di masyarakat satu-dua anak dengan Mycoplasma Pnemonia. Mengutip penjelasan Dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo dr. Nastiti Kaswandani melalui Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, masyarakat diimbau untuk tidak panik.
Dibandingkan dengan COVID-19, tingkat keparahan maupun mortalitas (kematian) akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah. Hanya 0,5 sampai 2 persen, itu pun terjadi pada mereka dengan komorbiditas
Bahkan, kondisi klinis anak cukup baik sehingga mereka bisa beraktivitas seperti biasa. Dengan rawat jalan, minum obat, anak akan sembuh sendiri. Tidak diperlukan rawat inap di rumah sakit.
Mudah Pengobatannya
Dipaparkan Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Prof. Erlina Burhan pada satu kesempatan, bahwa Mycoplasma Pneumonia bukan penyakit baru. Bakterinya sendiri ditemukan pada tahun 1930-an. Pengobatannya relatif mudah, sebab obatnya ada di Puskesmas, pun bisa didapatkan menggunakan BPJS.
Yang terpenting, diingatkan Prof Erlina, menjaga stamina dan daya tahan tubuh dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kenakan masker ketika sakit, atau tatkala berada di kerumunan agar tidak tertulari. Selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan. Pasalnya, penularan melalui droplet (air liur) saat batuk. (*) Annisa Q Aini/MTR Foto: Pexels/Jessica Ticozzelli
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU