hariansuara.com, Jakarta - Sholat adalah pembuktian akan keimanan, kebertuhanan seorang anak manusia secara utuh kepada Allah SWT.
Secara tegas dan lugas Allah memfirmankan tentang shalat dalam Al Qur’an kepada hamba yang telah menuhankan Allah SWT bagi dirinya. Sebut saja, salah satunya dalam Surat ke-20, Thaha, Ayat ke-14:
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْۙ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ لِذِكْرِيْ
Artinya: "Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS. Thaha: 14).
Sangat mulianya kedudukan Sholat ini dalam mengoneksi antara manusia dengan Sang Khalik, maka Allah SWT memerintahkan kepada para nabi untuk menegakkan shalat.
Pun, kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT memerintahkan secara langsung tentang kewajiban shalat dalam peristiwa Isra Mi’raj di malam 27 Rajab Hijriah. Pada Tahun 1443 H (2022 M) ini, menurut Kalender Islam, kita akan memperingati Isra Miraj bertepatan dengan Senin, 28 Februari 2022.
Shalat Ibadah yang Pertama Dihisab
Ustadzah Hj Agustin Kurniawaty, SPd pun mengurai utamanya shalat dalam kajian rutin bersama jamaah Majelis Nisaaul Jannah di Mushola Darul Izzah, Griya Pondok Rajeg Cibinong, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“Shalat merupakan tiang agama. Sedemikian utamanya, maka pada Hari Perhitungan kelak, shalat adalah ibadah pertama yang dihisab dari diri seseorang. Shalat juga wasiat terakhir Rasulullah dan menjadi perkara terakhir yang akan hilang dari agama seseorang. Shalat adalah ibadah yang disandingkan dengan amal saleh, zikir dan haji,” ulas Hj Agustin dalam kajian bertajuk Sholat Bersama Nabi Muhammad SAW itu.
Sesuai judul kajian, pelaksanaan shalat, lanjutnya, mesti mengikuti tuntunan yang dilakukan Rasulullah SAW. Baik perkataan maupun perbuatan khusus yang dimulai dengan takbiratul ikram dan diakhiri dengan salam.
Dalam Islam, shalat memiliki kedudukan istimewa yang tidak dimiliki ibadah yang lain. Sebab shalat adalah ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW langsung saat Isra Mi'raj.
Siapa Saja yang Wajib Sholat?
Dalam Al Qur’an Surah An Nisa Ayat 103, secara jelas Allah berfirman tentang kewajiban shalat dengan waktu yang telah ditentukan:
اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا
Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An Nisa: 103).
Dijelaskan Hj Agustin lagi, “Shalat diwajibkan kepada semua hamba yang mengimankan Allah sebagai tuhan kaum muslim, berakal dan baligh.”
Untuk itu, orang tua berkewajiban membiasakan putra-putrinya mengikuti kegiatan shalat sejak mereka berusia dini. Alah bisa karena biasa, maka tatkala anak bertambah umur, maka kegiatan shalat menjadi bagian dari kehidupannya yang akan terus dibawanya sepanjang hayat.
Hukum meninggalkan shalat sangatlah serius. Bila seseorang mengingkari shalat sebagai satu kewajiban, atau malas mengerjakannya meski tetap mengimani, sama saja, ia digolongkan sebagai kafir dan murtad.
Kecuali seperti diceritakan oleh Aisyah, Ibu Kaum Mukmin, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Penulisan amal tidak dilakukan atas 3 hal: Orang yang tidur hingga ia terbangun, anak kecil hingga ia baligh, dan orang gila hingga ia waras.
Hukum shalat pada anak, orang tua wajib memerintahkan putra-putrinya shalat kala usianya tujuh tahun. Bila anak umur 10 tahun dan tidak mau melaksanakan perintah shalat, maka orang tua dibolehkan memberi hukuman fisik dengan memukulnya, tapi tanpa melukai. (*) AQ Aini/MTS Foto: Visual Karsa on Unsplash, Majelis Nisaaul Jannah
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU