Login

Username / Email :
Password :
Forgot Password Sign Up
Belum memiliki akun? Daftar Sekarang!
Close [x]
Internasional

WNI di Belanda Rayakan Idul Fitri pada 10 April 2024

Internasional
12 Apr 2024
WNI di Belanda Rayakan Idul Fitri pada 10 April 2024

hariansuara.com - Belanda, seperti halnya seluruh wilayah di belahan dunia mana pun, menyambut Idul Fitri dengan rasa syukur dan kesukacitaan. Jumlah umat muslim di negeri Belanda saat ini diperkirakan mencapai 1,5 juta jiwa. Mereka umumnya warga pendatang dan keturunan warga pendatang yang lahir dan besar di Belanda.

Widoyoko, Sekretaris Euromoslim, menulis perayaan Idul Fitri langsung dari Amsterdam, Belanda. Mari kita ikut menikmati suasana peringatan berlebaran dari Negeri Kincir Angin:

Agama Islam menjadi agama yang berkembang pesat di Belanda, bahkan tidak sedikit warga asli Belanda menjadi mualaf dan aktif dalam mendakwahkan Islam. Seperti halnya di Indonesia, di negeri Belanda pun terdapat banyak aliran dalam memahami Islam, sehingga metode untuk menetapkan tanggal 1 Syawal. Namun, Alhamdulillah tahun ini hampir semua kelompok masyarakat muslim di Belanda merayakan shalat Idul Fitri pada Rabu, 10 April 2024.

Sekilas Sejarah Masyarakat Muslim di Belanda

Pelopor muslim di negeri Belanda adalah masyarakat Maluku yang tiba di Belanda sebagai mantan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger/KNIL) pada 1950-an. Selanjutnya, saat negeri Belanda mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat pada 1960-70, pemerintah Belanda mendatangkan banyak pekerja kasar dari Turki dan Marokko yang hampir 100% persen adalah Muslim. 

Umumnya, mereka tidak kembali ke Negara asal dan beranak-pinak di Belanda, sehingga mayoritas muslim di Belanda didominasi para pendatang dari Turki dan Marokko.

Pada 1970-an baru mulai banyak pendatang muslim dari Indonesia, yang umumnya mahasiswa. Mereka membentuk oragnisasi dengan nama PPME, Persatuan Pemuda Muslim di Eropa. Pada 2024 ini, masjid dan organisasi muslim asal Indonesia telah berkembang pesat dan tersebar di beberapa kota-kota. 

Sebut saja, Masjid Al-Hikmah di Den Haag yang dikelola oleh PPME dan PCNU), kemudian Masjid Al-Ikhlas di Badhoevedorp, dikelola oleh PPME. Masjid At-Taqwa di Amsterdam dikelola oleh  Euromuslim, Masjid SGB, Stichting Generasi Baru di Utrecht, lalu Masjid Al-Himmah dikelola PPME dan ICCN) di Rotterdam.

Masjid Yasin Taklim di Wageningen dikelola organisasi mahasiswa Indonesia - PPI), masjid Bait Al-Rahman di Ridderkerk dan masjid An Nur di Waalwijk. Pun, Masjid Bait Al Rahman dan An Nur yang dikelola komunitas muslim Maluku.

Secara umum perkembangan masyarakat Muslim di Belanda sangat pesat dan pertumbuhan masjid di kota-kota besar semakin meningkat. Bahkan banyak bangunan gereja yang ditinggalkan umatnya dibeli oleh masyarakat Muslim untuk dijadikan tempat beribadah. Salah satunya, Masjid Al Hikmah di Den Haag dengan bangunannya yang semula berfungsi sebagai gereja.        

Semarak Perayaan Idul Fitri 2024

Seperti halnya di Indonesia, organisasi Muslim Indonesia di Belanda pun menerapkan metode yang berbeda-beda dalam menentukan 1 Syawal. Namun, ternyata hasilnya tanggal 1 Syawal 1445H ditetapkan pada Rabu, 10 April 2024. Masyarakat muslim asal Turki, Marokko, dan lainnya juga melaksanakan shalat Iedul Fitri pada tanggal yang sama.

Suasana di kota-kota besar yang banyak dihuni komunitas Muslim jadi marak, tak kalah dengan di Indonesia. Pelaksanaan shalat Iedul Fitri selain dilaksanakan di masjid, juga di gedung pertemuan, gedung olahraga, bahkan ada organisasi yang menyewa lapangan sepak bola yang muat menampung ribuan jemaat.  

Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Bapak Mayerfas, beserta keluarga menunaikan sholat Idul Fitri di Masjid Al Hikmah Den Haag. Ibadah ini juga diikuti ribuan umat muslim di wilayah Den Haag dan sekitarnya. Sholat dimulai pukul 09.00 waktu setempat dan dipimpin oleh imam sekaligus khatib Ustadz Dr. Muhammad Masrur Kabul, LC. MA. yang datang dari Indonesia. 

Khutbah yang disampaikan bertema syukur dan muhasabah diri di hari yang fitri. Dubes Mayerfas mengatakan bahwa Idul Fitri ini tepat sekali waktunya untuk dimanfaatkan sebagai momen berefleksi dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun bernegara. 

“Kita baru saja melalui dan menjalani pesta demokrasi, di mana kita merayakan perbedaan pendapat, perbedaan pilihan. Kini saatnya kita sejukkan kembali suasana, saling merangkul dan berjabat tangan untuk bersama-sama memajukan bangsa.”

Selain itu, Dubes RI juga mengingatkan pentingnya meningkatkan solidaritas dan toleransi. Hal ini menjadi semakin krusial di masa dunia menjadi semakin terpolarisasi terkait isu Gaza dan masih adanya diskriminasi serta ujaran kebencian yang dilatarbelakangi agama maupun ras, termasuk di Belanda.

“Semoga WNI di Belanda dapat memberikan contoh sikap perilaku yang mencerminkan toleransi dan harmoni meskipun berbeda suku, agama, maupun kepercayaan, yang sebenarnya sudah kita jalankan selama ini. Mari kita tunjukkan ini sebagai identitas dan kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia.”

Selanjutnya warga Muslim Indonesia di kota besar lain seperti Amsterdam, membanjiri shalat Idul Fitri yang diorganisir oleh Euromoslim Amsterdam dan PPME Al Ikhlash. Shalat Idul Fitri ini juga dihadiri ribuan orang.

Selain warga Indonesia, warga Muslim lainnya turut membanjiri shalat Idul Fitri yang diorganisir oleh kedua organisasi ini. Walaupun masyarakat Muslim Turki dan Marokko masing-masing mengorganisasi shalat Idul Fitri, rupanya banyak warga Muslim Turki dan Marokko yang tertarik untuk bergabung shalat Idul Fitri bersama warga Indonesia.      

Idul Fitri tahun ini bertepatan dengan hari kerja di Belanda. Sejumlah WNI mengaku telah meminta cuti kerja dari jauh hari untuk dapat menunaikan sholat Idul Fitri. Sementara itu, sejumlah sekolah lokal yang memiliki banyak siswa muslim memberikan izin khusus bagi mereka yang merayakan Idul Fitri, atau masyarakat belanda menyebutnya sebagai “Suikerfeest” atau terjemahannya Pesta Gula.

Mengapa disebut Pesta Gula? Boleh jadi karena kue-kue yang dihidangkan oleh Muslim asal Turki dan Marokko luar biasa manis dibanding kue-kue Indonesia. 

Pihak media masa Belanda pun turut meliput peristiwa istimewa ini sehingga acara Idul Fitri diliput menjadi berita nasional. Walau faktanya Islam adalah agama terbesar kedua di negeri Belanda, sayangnya agama Islam masih belum diakui oleh pemerintah Belanda. Alhasil, hari-hari besar Islam tidak dijadikan hari libur nasional.

Kita lihat Indonesia jauh lebih toleran dan menjunjung tinggi hak azazi manusia, termasuk hak beragama. Pun, hari-hari besar semua agama diakui dan ditetapkan Pemerintah Indonesia sebagai hari libur nasional.    

Halal Bil Halal nan Penuh Kekeluargaan

Sebagaimana tradisi di Tanah Air, ibadah sholat Idul Fitri juga dilanjutkan dengan acara saling bersalaman dan bersilaturahmi di antara para jemaah dari usia dewasa hingga anak-anak. Semua memenuhi Masjid Al-Hikmah Den Haag hingga ke halaman. 

Halal Bil Halal dilanjutkan di Wisma Duta. Semua masyarakat Indonesia baik Muslim atau non-Muslim bersilaturahmi dengan Duta Besar RI sambil menikmati hidangan Nusantara. Organisasi muslim Indonesia lainnya juga mengorganisir acara Halal Bil Halal, sehingga acara setelah shalat Idul Fitri tetap semarak. Suasana bersiltaurahmi dan menikmati hidangan yang lezat. 

Tradisi Halal Bil Halal ini tidak dilakukan oleh warga muslim lainnya, sehingga warga muslim Indonesia memberikan contoh kebiasaan yang baik kepada muslim yang lain. Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah. Insyaallah Allah pertemukan kita semua dengan Ramadhan 1446 Hijriah. Aamiin Yaa Rabb. (*) Widoyoko/MTS         Foto: Widoyoko/Euromoslim/KBRI

TANGGAPAN ANDA MENGENAI BERITA INI

Senang

0

Tidak Peduli

0

Marah

0

Sedih

0

Takjub

0

Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting

KOMENTAR TERBARU

X