Login

Username / Email :
Password :
Forgot Password Sign Up
Belum memiliki akun? Daftar Sekarang!
Close [x]
Inspirasi

Olah Kulit Telur Jadi Lukisan Bernilai Jual Tinggi

Peluang Usaha
09 May 2016
Olah Kulit Telur Jadi Lukisan Bernilai Jual Tinggi

 

Jakarta - Tanpa dinyana sisa kulit telur ternyata dapat dimanfaatkan. Ya, di tangan seorang Cahyudi Susanto sisa-sisa kulit telur yang bagi sebagian besar masyarakat tidak berguna, disulap menjadi lukisan yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan menggunakan cangkang telur, Yudi membuat beragam lukisan kaligrafi dan memproduksi lukisan wajah tokoh-tokoh tertentu.

 

Ide usaha ini datang di tahun 2010 setelah Yudi melihat banyak limbah kulit telur yang terbuang sia-sia di lingkungan sekitarnya. Kebetulan, ada salah seorang tetangganya menekuni usaha pembuatan roti yang banyak menggunakan telur ayam. Dari sana Yudi berpikir, untuk mengkreasikan sisa-sisa kulit telur yang tidak terpakai menjadi sesuatu yang bernilai jual “Awalnya dari keisengan saya di waktu senggang, coba-coba lah saya membuat kaligrafi sederhana dari kulit-kulit telur” tutur Yudi di rumahnya beberapa waktu lalu.

 

Setelah lukisan selesai, Yudi mulai meng-upload dalam website sederhana yang dibuatnya dan ternyata ada peminatnya. Kemudian, dalam perkembangannya Yudi merambah objek lukisan tidak hanya kaligrafis melainkan tokoh-tokoh Indonesia. Lukisan Suharto adalah karya pertama tokoh nasional yang berhasil dia buat menggunakan sisa kulit telur. “Saya tanya ke orang-orang, siapa yang saya gambar ini . banyak yang menjawab Suharto. Dan dari situ saya mulai percaya diri dan membuat tokoh-tokoh Indonesia lainnya” katanya.

 

Kulit telur bagi Yudi memiliki keunikan tersendiri. Setelah dia pelajari terdapat beberapa warna yang dapat dihasilkan oleh kulit telur. Kulit yang tebal untuk warna kulit gelap, sedangkan kulit yang tipis untuk warna kulit terang. Untuk pengerjaannya, kulit telur dicuci dan dibersihkan kemudian dikeringkan. Yudi membuat sketsa terlebih dahulu di sebuah papan atau triplek yang telah dicat warna hitam. Kenapa warna hitam? Yudi berpendapat, jika bukan latar belakang hitam hasilnya akan jelek dan tidak kelihatan teksturnya.

 

Namun, hanya bagian background yang boleh dicat, sementara seluruh bagian lukisan menggunakan kulit telur. Ia pun tidak menggunakan kavas sebagai mediumnya. Pasalnya. Jika menggunakan kanvas kulit-kulit telur mudah pecah. Setelah dibuat sketsa barulah kemudian Yudi berimprovisasi. Agar kulit telur tersebut tidak mengelupas, Yudi menempelkannya dengan lem. Nah, untuk satu lukisan dibutuhkan banyak kulit telur. Kurang lebih 300 telur untuk satu meter persegi triplek.

 

Hasil lukisan telur Yudi dijual dengan harga yang berbeda-beda. Yudi rajin Ikut pameran dan memasarkannya secara online. Mengingat mengerjakan lukisan kulit telur memerlukan waktu yang lama, kurang lebih satu bulan lamanya. Yudi mematok harga lukisannya sebesar Rp.4 Juta-an untuk lukisan ukuran standar 70 X 80 cm. “Kadang untuk pameran, saya lihat dulu siapa yang buka pameran tersebut dan dimana dilangsungkannya. Saya siapkan lukisan untuk mereka yang hadir di sana. Dan rata-ratanya cara ini terbilang efektif memasarkan lukisan kulit telur.” katanya.

 

Selain cara tersebut, Yudi juga menerima orderan lukisan telur kepada siapapun. Untuk objek lukisan, Yudi serahkan kepada para pemesan. Hingga tahun 2016 ini, Yudi mengakui perkembangan usaha seni lukis telurnya terbilang stabil, andaikata melonjak Yudi tidak bisa apa-apa lantaran hanya dirinya saja yang membuat lukisan telur ini. “Sebulan satu lukisan saja sudah lumayan, kalau lebih dari itu saya tidak mampu mengerjakannya.” tutur Yudi. Sebab, seperti diketahui untuk pengerjaan lukisan kulit telur butuh kesabaran esktra tinggi. Yudi mencontohkan untuk membuat mata, kumis, butuh serpihan kulit terlur yang ukurannya kecil. Lukisan nya tidak sehari jadi, melainkan berhari-hari untuk membuat bagian dari wajah dari mulai mencari warna yang tepat dan lainnya.

 

Yudi mengakui banyak yang mencibir lukisan kulit telur harganya mahal. Namun dia berkilah masalahnya bukan pada kulit telur melainkan proses pengerjaannya, dari warna yang tepat untuk satu lukisan, memadukan antar warna dan lainnya. “Ada saja yang mencibir dan kurang menghargai, tetapi tak masalah bagi saya”pungkasnya.

TANGGAPAN ANDA MENGENAI BERITA INI

Senang

0

Tidak Peduli

0

Marah

0

Sedih

0

Takjub

0

Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting

KOMENTAR TERBARU

X