hariansuara.com - Weird Genius atau WG genap sembilan tahun usianya pada 2025 ini. Bukan umur yang singkat untuk sebuah grup musik elektronik di blantika musik Indonesia. Bertiga, Reza Oktovian, Eka Gustiwana, dan Roy Leonard, melalui proses pendewasaan WG, mulai dari perubahan personil hingga genre musik yang dianutnya.
Catatan prestasi menarik terjadi pada akhir 2023, Roy Leonard bergabung, lalu merilis album Catalyst yang menghadiahkan AMI Award untuk WG pada 2024. Mengulang sukses AMI Award untuk album Lathi pada 2020.
Sepanjang 2024, WG vakum full setahun penuh tanpa mengeluarkan rilisan original satu pun. Bukan tanpa alasan. WG dengan sadar mengambil keputusan vakum untuk melakukan kontemplasi diri, menempa, mengasah, dan memantapkan jati diri sebagai grup elektronik Indonesia.
Sebaliknya, WG justru melakukan performa di ratusan panggung, puluhan sesi workshop, dan berkomunikasi intens dengan para fans.
Jumat, 14 Februari 2025 menjadi awal baru bagi Weird Genius, dengan meluncurkan rilisan baru berjudul Desire. Berkisah tentang obsesi mendalam terhadap seseorang yang ditulis dalam elemen pop, tetap memadukan hype dancefloor dan pop easy-listening vibe.
Kisah terinspirasi dari salah seorang personil Weird Genius disajikan dalam tempo cepat, sentuhan tipis hyper techno dan speed house four on the floor, vocal stutter, dan lead drop. Mengawang, mengajak pendengar tenggelam dalam atmosfer halusinasi sambil memejamkan mata dan tersenyum.
Desire bukan aransemen yang kompleks. Menurut Weird Genius, rilisan ini buah dari proses pendewasaan grup musik yang makin bertambah umur. Kesederhanaan jadi elemen penting dalam lagu mereka.
Desire, bisa dibilang, awal coretan Weird Genius untuk industri musik pada 2025 ini dan akan menyusul beberapa single berikutnya yang akan menuju risilan musik EP, Extended Play, bak "album mini" yang memanjakan telinga dan hati masyarakat. (*) Teks & Foto: Istimewa
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU