hariansuara.com - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2022 mencatat ada 90,2% anak-anak sekolah dasar (SD) mengonsumsi sarapan berkualitas gizi rendah. Berangkat dari temuan inilah, Kitabisa dan LAZNAS Salam Setara meluncurkan program Bekal Anak Indonesia.
Sebelumnya program ini telah berhasil terlaksana di SD Alam Hayyuba, Banyumas, Jawa Tengah dan kini diperluas jangkauannya ke lima SD di Jabodetabek.
Kelima SD tersebut, SDIT Annisa Hambalang, Kabupaten Bogor, MIS At-Taqwa, Parung, Bogor, SDN Pondok Kacang 02, Tangerang Selatan, MI Nurul Huda Mampang, Depok, dan SDS Al-Irsyad, Gambir, Jakarta Pusat.
Program Bekal Anak Indonesia memberikan bekal sarapan sehat bergizi dan seimbang selama tiga bulan untuk siswa-siswa SD dhuafa penerima manfaat, total sebanyak 567 orang. Setiap hari siswa mendapatkan bekal isi piringku dengan menu yang dirancang ahli gizi. Kandungan nutrisi berisi karbohidrat, protein nabati, protein hewani, sayur, buah dalam jumlah angka kecukupan gizi (AKG) siswa.
Program Bekal Anak Indonesia ini merupakan upaya Kitabisa bersama LAZNAS Salam Setara untuk saling menjaga gizi anak Indonesia. Selain memberikan sarapan bergizi, dilakukan juga pemantauan dan evaluasi rutin terhadap gizi anak-anak.
Contohnya, dari evaluasi di SD Alam Hayyuba, terlihat ada impak yang signifikan terhadap gizi anak-anak ketika program ini berlangsung. Tercatat ada 22,2% siswa yang meningkat status gizinya, 4,4% peningkatan nilai akademis siswa untuk pelajaran Matematika dan bahasa Indonesia, dan bisa membantu menurunkan pengeluaran rumah tangga per bulan hingga Rp400 ribu.
Direktur Eksekutif LAZNAS Salam Setara, Ahmad Mujahid menuturkan, program Bekal Anak Indonesia ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan dan memberikan dampak positif dalam proses belajar di sekolah.
“Melihat hasil yang baik di SD Alam Hayyuba, Jawa Tengah, sekarang implementasinya kami gencarkan di wilayah Jabodetabek juga, sembari memastikan apakah pola koordinasi sudah tepat dan efektif. Tentunya kami berharap area jangkauan implementasinya bisa terus diperluas,” ujar Mujahid.
Dalam kesempatan ini, CEO Kitabisa Vikra Ijas juga menuturkan, program ini tidak bicara bekal untuk hari ini saja, tapi juga bekal buat masa depan. Terlebih lagi, bekal yang bergizi diperlukan untuk generasi sehat, bebas stunting, meningkatnya kualitas gizi, dan mendukung pendidikan yang baik.
“Saya mewakili puluhan ribu donatur, baik individu, maupun perusahaan yang berdonasi melalui aplikasi Kitabisa ke program Bekal Anak Indonesia. Mereka berdonasi, menaruh amanah dan harapan supaya kita saling jaga hari ini dan generasi masa depan nanti. Ini tidak bicara satu dua pihak, tapi ajakan ini untuk seluruh masyarakat. Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa diperluas ke tingkat nasional, kita dukung dengan bekal yang baik,” ujar Vikra.
Penata Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Muda Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Iin Mutmainah menambahkan, program Bekal Anak Indonesia ini sangat bermanfaat untuk mendukung generasi bebas stunting dan pertumbuhan anak yang sehat.
“Terima kasih untuk semua pihak yang terlibat. Kami berharap program ini bisa terus dilanjutkan untuk menciptakan anak-anak yang sehat dan cerdas,” tutur Mutmainah.
Lebih lanjut, Asuransi Kitabisa, sebuah program perlindungan jiwa terbaru dari Kitabisa, mendukung komitmen dalam menjaga gizi anak dan kualitas pendidikan di Indonesia. Secara riel apresiasi ditunjukkan berupa pemberian Asuransi SalingJaga Keluarga untuk para guru, orang tua murid, dan relawan. Secara simbolis asuransi telah diterimakan oleh perwakilan guru, Indah Mulyanah, serta perwakilan orang tua, Lufnah.
SalingJaga adalah program perlindungan jiwa dari Asuransi Kitabisa yang mengusung prinsip syariah, dan tolong-menolong antaranggota. Mula berkiprah tahun ini, dan pada Juli lalu tercatat telah bergabung lebih dari 14.000 anggota. Asuransi Kitabisa sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kitabisa dan seluruh ekosistem kami mengusung semangat saling menjaga se-Indonesia. Kita ini bangsa besar, dan sudah tahun ketujuh dinobatkan sebagai negara paling dermawan sedunia. Jadi, ini nyata, kedermawanan kita diakui sedunia. Tapi kita harus bareng-bareng, mulai dari keluarga dan sekolah. Maka dari itu, semoga ini juga jadi satu langkah nyata kita bersama mulai saling jaga untuk Indonesia Generasi Emas 2045,” pungkas Vikra. (*) Kitabisa/MTS Foto: dok Kitabisa
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU