hariansuara.com - Amsterdam, Ibu Kota Belanda, adalah salah satu pusat bisnis di Eropa yang memiliki sejarah panjang, terutama yang terkait hubungannya dengan Indonesia. Berkat bisnis Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur, kota Asterdam mencapai kejayaannya di Abad ke-17.
Kapal-kapal VOC mengangkut aneka hasil bumi dan kekayaan alam Nusantara untuk diperdagangkan di Eropa dengan harga yang sangat menguntungkan. Wajah kota Amsterdam, terutama di Kota Tua, banyak merekam keterkaitan itu.Terlihat pada bangunan di sana dengan langgam bangunan Nusantara, seperti rumah yang mirip stupa, menyerupai gunungan atau mengadopsi gaya arsitektur rumah Nias, dan sebagainya.
Demikian disampaikan diaspora Indonesia yang bermukim di Belanda, Widoyoko. Menghadiri momen istimewa tersebut membuatnya bertambah cinta pada Indonesia yang memiliki begitu banyak ragam budaya, serta daya tarik yang layak ditampilkan di panggung internasional. Simak tulisannya lebih lanjut:
Karena hubungan sejarah itulah, Pemerintah Indonesia menjadikan kota Amsterdam sebagai pusat promosi Indonesia. Selasa, 17 September 2024, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L. P. Marsudi bersama Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, meresmikan Rumah Indonesia/Indonesia House Amsterdam.
Secara simbolis, peresmian dilakukan dengan membuka papan nama bertuliskan Rumah Indonesia Amsterdam di dinding depan gedung 5 lantai beralamat di Brachthuijzerstraat 4 Amsterdam, tepat pukul 10.00 waktu setempat.
Rumah Indonesia Amsterdam menempati gedung yang pernah difungsikan sebagai Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) sejak 1967. Namun, selama lima dekade, gedung ini dikosongkan sejak setahun setelah terjadi penyanderaan gedung tersebut oleh aktivis RMS pada 1975.
Pada 2020 lalu Pemerintah Indonesia memutuskan untuk kembali memanfaatkan bangunan tersebut, dan Duta Besar Mayerfas mengemban misi merenovasi bangunan tersebut. Namun, renovasi sempat terkendala karena COVID, dilanjutkan kembali pada Juli 2021 dan selesai akhir 2022. Awal 2023 bangunan mulai beroperasi lagi.
Lokasi Indonesia House Amsterdam berada tepat di Kota Tua Selatan (Oud Zuid). Para pemerhati sejarah arsitektur akan melihat di sekitar Indonesia House Amsterdam banyak bangunan terpengaruh dengan langgam arsitektur budaya Indonesia.
Menlu Retno memberikan nama 'Indonesia House Amsterdam', disingkat IHA. Pesannya, “Indonesia House Amsterdam harus benar-benar mewakili wajah Indonesia yang modern dan terbaik. Jangan ecek-ecek (istilah Jawa yang berarti ala kadarnya).”
Lebih lanjut ditegaskannya, bahwa gedung IHA itu akan menjadi pusat promosi ekonomi dan budaya Indonesia di Belanda. Pada batu prasasti marmer warna biru, Menlu Retno menulis: Rumah ini adalah 'jembatan' yang menghubungkan Indonesia, Belanda, dan Eropa.
Dalam sambutan pembukaan, Dubes Mayerfas memaparkan, IHA dengan luas total lebih dari 1.400 m2 ini merupakan pusat promosi Indonesia di luar negeri yang terbesar dan terlengkap. Setiap lantainya diperuntukkan sebagai tempat promosi yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan mempererat hubungan kedua negara.
“Empat tahun lalu gedung ini hanya berupa tumpukan batu bata tua yang sudah usang dan terbengkalai. Sekarang kita dapat melihatnya kembali hidup dan memiliki masa depan yang menjanjikan dan berkembang pesat,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan dan Media Belanda, Barbera Wolfensberger, memuji peresmian Rumah Indonesia Amsterdam dan menantikan berbagai acara mendatang di rumah tersebut.
Lebih dari 70 orang menghadiri upacara peresmian Indonesia House Amsterdam. Sejak tahun lalu IHA telah menyelenggarakan berbagai acara, seperti Forum Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi (TTI), Dialog Start-up Indonesia-Belanda, Pameran Ulos Batak, Peragaan Busana Batik Berkelanjutan, dan masih banyak lagi.
Selain itu sektor transportasi Indonesia akan mendapat ruang pameran khusus yang menggambarkan perkembangan transportasi di Indonesia. Dalam beberapa bulan mendatang, IHA juga akan dengan bangga mempersembahkan beberapa acara promosi, diantaranya Indonesia Spice Week Amsterdam dan The First Indonesia Medical Wellness Tourism Expo.
Selain meresmikan Indonesia House Amsterdam, Menlu Retno juga menyambangi Sekolah Indonesia Den Haag (SIDH) di Wassenaar, menyapa para siswa dan guru di sana. Ia mengklaim sebagai Menteri Luar Negeri pertama yang berkunjung ke sekolah itu.
Lebih lanjut, Menlu juga mengaku memiliki keterikatan yang mendalam dan istimewa dengan Belanda, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang. Hal ini tak lepas dari perjalanan Menlu yang sempat menjabat Duta Besar RI di Kerajaan Belana sebelum diangkat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia merasakan kedekatan emosional dengan masyarakat Indonesia di Belanda.
Menlu Retno menggaribawahi betapa pentingnya peran pendidikan bagi keberhasilan suatu negara. Kepada para siswa dibaginya dua kunci keberhasilan, yaitu belajar dan bekerja keras. (*) Widoyoko/MTS Foto: Widoyoko/KBRI
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU