hariansuara.com - Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES), Suroto, menulis apresiasinya terhadap kepedulian Paus Fransiskus Xaverius terhadap pembelaan atas perjuangan kemanusiaan dan keadilan. Salah satunya adalah dedikasi Paus Francis yang wafat dalam suasana perayaan Paskah itu terhadap isu koperasi. Berikut tulisannya secara lengkap.
"Tepat di hari perayaan Paskah, seluruh penjuru dunia berduka atas meninggalnya Paus Fransiskus Xaverius. Tak hanya umat Katolik, tapi juga mereka yang selama ini mendapat dukungan pembelaan atas perjuangan kemanusiaan dan keadilan.
Jika Pemimpin Dunia Paham Koperasi,
Dunia tak Akan Seburuk ini
Paus tak hanya sebagai pribadi yang bersahaja, tapi juga dedikatif terhadap berbagai isu sosial dan salah satunya adalah isu koperasi. Kedalaman pemahamannya terhadap koperasi terucap dari perkataannya yang disampaikan kepada pemimpin organisasi gerakan koperasi dunia, International Cooperative Alliance (ICA) yang dipimpin Ibu Dame Pauline Green, Presiden ICA kala itu, ketika audiensi di Vatikan tahun 2013.
"Jika pemimpin dunia paham apa itu perusahaan koperasi, apa itu organisasi koperasi, apa itu gerakan koperasi, dan apa itu ideologi koperasi, maka dunia tak akan seburuk ini," kata Paus Fransiskus secara spontan dalam audiensi tersebut, sebagaimana disampaikan Dame Pauline kepada saya ketika berjumpa di Bali, Indonesia pada tahun yang sama.
Ucapan tersebut tentu sulit diucapkan oleh orang yang tidak mengerti koperasi secara mendasar. Mereka yang tak mengerti hakekat koperasi pastilah sulit mencari hubungan antara koperasi dan dunia yang lebih baik. Tapi tidak oleh Paus, yang ternyata pernah magang kerja di koperasi rumah sakit di masa mudanya di Argentina. Negara asal orang bijak ini.
Perkataan Paus tersebut ternyata setelah 12 tahun kemudian mendapatkan relevansinya. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui gerakan koperasi dengan segala capaiannya.
Ini setidaknya dapat dilihat dari resolusi PBB Nomor A/78/L.71 menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Koperasi Internasional (International Year of Cooperatives/IYC 2025) dan diberikan tema "Koperasi Membangun Dunia Lebih Baik". IYC 2025 ini adalah bentuk pengakuan penting dunia terhadap capaian koperasi sebagai organisasi otonom, mandiri dan demokratis.
Dunia yang didominasi oleh sistem kapitalisme hari ini memang tidak sedang baik-baik saja. Manusia ditundukkan oleh kekuatan modal. Motif korporasi kapitalis yang hanya mengejar keutungan semata kemudian datang merusak alam. Manusia, di dalam sistem kapitalis, diajarkan oleh satu dogma, bersaing! Berebut dan saling tikam demi satu hal: penuhi hasrat keserakahan individu.
Akibatnya, dunia hari ini selalu berada dalam krisis, ketegangan, dan frustrasi. Individu tercerai-berai, saling tikam dalam persaingan bebas sistem kapitalisme. Individualisme, dan egosentrisme telah melahirkan pribadi yang lemah, tak bertangungjawab, dan yang kalah ditindas oleh yang menang, yang lemah dimangsa oleh yang kuat.
Koperasi Melawan Motif Keserakahan
Koperasi, dari sejak kelahirannya sebagai organisasi modern kurang lebih 181 tahun silam, memang untuk melawan motif keserakahan itu. Para pioner gerakan koperasi Rochdale, Inggris dengan semangat menolong diri sendiri melalui jalan kerja sama, cooperation, memang ingin melawan dogma sistem persaingan kapitalisme. Mereka melawannya dengan cara damai dan dilakukan dengan membentuk perusahaan koperasi, tapi dengan motif, cara dan tujuan yang berbeda.
Perusahaan koperasi, hari ini telah dianut oleh 1,3 milyard orang anggota individu di seluruh dunia. Motifnya adalah untuk mengganti sistem pengejaran keuntungan (profit motive) perusahaan dengan supremasi di tangan pemilik modal finansial semata ke arah sistem pengejaran manfaat (benefit motive) bagi semua orang yang terlibat di perusahaan seperti produsen penyuplai skala rumah tangga, pekerja, bahkan konsumen.
Untuk itulah koperasi menaruh cara yang berbeda dengan menaruh kekuasaan pengambilan keputusan di perusahaan sebagai jantung ekonomi ini dengan persamaan hak setara untuk mereka yang terlibat di perusahaan, bukan hanya di tangan pemilik modal finansial semata. (*) MTS Foto: @franciscus
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU