hariansuara.com, Jakarta - Imbas aksi demo yang memprotes kematian George Floyd, Satu toko milik warga negara Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat, mengalami kerusakan. Kematian George karena kelakukan polisi setempat memicu kemarahan publik AS.
Dilansir dari BBC, Rabu, 3 Juni 2020, demo protes kematian Floyd terjadi di sejumlah wilayah di AS. Mulai Washington DC, Miami, Newyork, dan Miami.
Toko yang mengalami kerusakan tersebut adalah sebuah kedai kopi milik WNI bernama Vivit Kavi di Washington DC. Padahal, Vivit mengaku tokonya baru buka beberapa hari setelah tutup hampir dua bulan akibat pandemi Corona.
Saat buka, ia bangga karena banyak pembeli yang berdatangan. Namun, tak diduga aksi demo massa pro George Floyd membuat tokonya rusak karena lemparan benda-benda seperti batu.
"Itu terjadi di malam kami baru buka pertama kalinya pada 30 Mei lalu setelah tutup sejak 17 Maret lalu," kata Vivit.
Namun, beberapa WNI di AS menyampaikan belum berkomunikasi dengan kedutaan maupun Konsulat Jendera Republik Indonesia.
Pun, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri atau Kemlu menyampaikan sudah meningkatkan intensitas komunikasi dengan warga negara Indonesia di AS. Kemlu mengimbau agar mereka tetap di rumah dan menaati aturan jam malam.
Dari informasi Kemlu, tak ada WNI yang menjadi korban fisik akibat aksi unjuk rasa yang berujung ricuh tersebut.
Merujuk data agregat perwakilan RI terdapat hampir 100.000 WNI yang tinggal di AS. Namun, 50 persen di antaranya tinggal di Los Angeles.
Sementara, pengamat politik internasional dari LIPI, Nanto Sriyanto menganalisis penyebab kerusuhan rasial tersebut akibat politik belah bambu Presiden AS Donald Trump.
Gelombang protes terjadi dalam sepekan terakir di AS lantaran kelakukan salah satu oknum polisi setempat Derek Chauvin yang menekan leher petugas keamanan berkulit hitam George Floyd. Karena itu, Floyd sesak nafas dan akhirnya meninggal dunia.(*) nis/lia
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU