hariansuara.com – Untuk hidup yang lebih berkualitas, anak dengan kanker sangat membutuhkan perawatan holistik, gabungan dari perawatan fisik dan juga dukungan psikososial. Dukungan psikosial ini penting sekali, terlebih anak pejuang kanker, maupun keluarga mereka kerap dilanda beban emosional berupa stres dan cemas akibat diagnosis kanker.
Sayangnya, akses untuk dukungan psikososial ini masih terbatas. Karenanya sejak berdiri pada 2007, Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia (Pita Kuning) terus berupaya meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas kepada anak pejuang kanker terkhusus dari keluarga pra-sejahtera untuk mendapatkan dukungan psikososial.
Beragam kegiatan dilakukan, baik berupa program edukasi, kampanye penggalangan dana, dan kolaborasi sosial. Seperti awal Agustus, Pita Kuning berkolaborasi dengan KIBAR LP-182 menggelar Wow Day di Playtopia Gandaria City. KIBAR LP-182 ini terdiri atas sekelompok orang dengan beragam latar belakang yang memiliki nilai sama untuk meraih kemenangan bersama dengan hidup penuh cinta dan kepedulian.
Wow Day dikemas dalam konsep pesta kemenangan dan rasa syukur. Sebanyak 22 Anak Pita Kuning menuliskan cita-cita mereka sebagai wujud peningkatan emosi positif dan menambahkan inspirasi dan harapan. Ada penampilan, hiburan, dan penerimaan kado sebagai penghargaan atas perjuangan anak-anak dengan kanker selama ini. Pun digelar sesi penguatan dan berbagi kisah dalam support group.
Ketua Pita Kuning, Tyas Amalia Yahya, menyampaikan, setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan perawatan holistik, yang meliputi aspek medis dan juga psikososial. Anak dengan kanker dan keluarga acap menghadapi tantangan emosional berupa stres dan cemas akibat diagnosis kanker.
Ditambahkan Tyas, "Dengan dukungan dari Kibar LP-182 ini, kami dapat menyediakan layanan-layanan program pendukung emosional berupa bermain bersama dan penguatan anak serta orang tua mereka dalam menghadapi tantangan ini dengan lebih baik."
Sedangkan Cheryll Yudakusuma selaku Ketua Pelaksana dari Wow Day dan perwakilan KIBAR LP-182 sepakat untuk terus mendukung anak-anak pejuang kanker dengan cara yang menyenangkan dan mendidik. "Kami percaya pengalaman positif ini akan menambah semangat dan membangun mental anak-anak,” ujarnya.
Di Indonesia ada 11.156 anak berusia 0-19 tahun yang terdiagnosa kanker (Globocan 2020). Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga pra-sejahtera. Kanker, menurut catatan WHO, penyebab kematian kedua terbesar pada anak, baik kelompok kanker cair maupun kanker padat.
Kanker cair atau kanker darah (leukemia) mayoritas yang paling sering diidap anak sebanyak 3.880 (34,8%) dari jumlah kasus. Gejala awalnya seperti penyakit biasa, yakni pucat, demam, pendarahan (mimisan, gusi berdarah), hingga nyeri saat berjalan. Adapun kanker padat berupa benjolan pada tubuh. (*) YPK/Melia Hapsarani/MTS Foto: YPK
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU