Login

Username / Email :
Password :
Forgot Password Sign Up
Belum memiliki akun? Daftar Sekarang!
Close [x]
Internasional

Seminar Perkeretaapian Indonesia-Belanda Sambut Hari Kereta Api 2024

Internasional
24 Sep 2024
Seminar Perkeretaapian Indonesia-Belanda Sambut Hari Kereta Api 2024

hariansuara.com - Jelang Hari Kereta Api ke-79, Indonesia bisa berbangga hati, perkeretaapian di Tanah Air sedikit lebih maju dari Belanda. Sejarah mencatat, insinyur Belanda yang awalnya membangun dan mengelola perkeretaapian di Indonesia. Demikian disampaikan Ketua Indonesia Transportation Forum (ITF), Widoyoko, dari Belanda sesaat digelarnya seminar bertajuk Indonesia – Netherlands, International Seminar on Railway Technology di kota Delft, Belanda pada Senin (23/9/2024). 

Lebih jauh dipaparkan Widoyoko, Delft sebuah kota kecil, tapi memiliki Universitas Teknik tertua di Belanda, dan termasuk salah satu Universitas Teknik terbaik di Eropa. Seminar berjalan sukses berkat kerja sama apik antarasejumlah organisasi dan perusahaan, seperti Masyarakat Perkeretaapian Indonesia (MASKA), WIKA, INKA, LRS (Indonesia), dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) – Delft, Indonesia Transportation Forum (ITF), Prorail, Alstom, dan Delft Hyperloop (Belanda), tak lupa dukungan KBRI Den Haag. 

Seminar tetap menarik, berlangsung dari pkl 09.00-15.30 dengan para pakar dari kedua negara saling berbagi uraian tentang perkembangan perkeretaapian di masing-masing negara. Namun, karena kendala visa, para pembicara dan peserta dari Indonesia hadir melalui zoom.

Presentasi Menarik tentang Perkeretapian 

Duta Besar RI Mayerfas hadir didampingi Atase Perhubungan. Dalam sambutan pembukaan, Duta Besar RI menekankan pentingnya membangun dan meningkatkan kerja sama perkeretaapian antara Indonesia dan Belanda. Dilanjutkan kemudian Ketua PPI Delft, Aryasatya Adyatama, memberi kenangan berupa sertifikat kepada Duta Besar RI Mayerfas.    

Tampil pembicara dari Indonesia pada sesi pagi, pkl.10:00 – 12:00, Ketua MASKA, Hermanto Dwiatmoko. Ia memaparkan tentang kemajuan-kemajuan yang telah dicapai perkeretaapian Indonesia. Sebut saja, telah beroperasinya LRT Jabodebek, Perkembangan MRT, dan tak lupa mengupas KA Cepat yang menjadi kebanggaan perkeretaapian Indonesia saat ini. Rencananya, KA Cepat akan berlanjut hingga Surabaya.    

Presentasi dilanjutkan oleh jajaran BUMN yang terlibat dalam proyek perkeretaapian. Diawali oleh Len Railway System (LRS) yang diberikan oleh Ahmad Husnan. LRS merancang dan membuat serta membangun sistem persinyalan KA. Produk-produk LRS sudah diterapkan di seluruh Indonesia, baik untuk jalur KA perkotaan maupun antarkota dan terbukti andal.

Dalam prersentasinya ia menyampaikan proyek-proyek yang sudah dikerjakan LRS. Pun, teknologi yang sedang dikembangkan saat ini seperti SiLVue, SilSafe, SiLTrack dan SiLMove.

Presentasi BUMN kedua dari WiKA Beton oleh Yomil Ravianda. Topik presentasi seputar susunan organisasi WiKA, lalu berbagai proyek perkeretaapian yang dikerjakan, seperti LRT, MRT dan KA Cepat Jakarta-Bandung. Selain di Indonesia, WiKA Beton juga berkiprah di Filipina dipercaya menangani proyek pembangunan jalur Metro Manila. 

Presentasi terahir dari Indonesia disampaikan oleh Evan Wiryawan dari INKA. Ia memaparkan sejarah PT INKA dan produk-produk yang dibuat saat ini seperti kereta penumpang, gerbong barang, KRL, KRD, LRT dan lokomotif. Produk INKA juga dipesan oleh berbagai negara, seperti Australia, Malaysia, Filipina dan Banglades. Kini PT INKA bekerja sama dengan universitas untuk mengembangkan produk-produk baru seperti sistem penggerak hybrid dan fuel cell.   

Sesi pertama ditutup dengan makan siang khas Indonesia. Tamu-tamu Belanda tampak menikmatinya. Seminar dilanjutkan dengan sesi kedua dari pk. 13:30 hingga pk 15:00, kali ini tampil para profesional perkeretaapian Belanda dengan presentasi Mr. Rolf Schooleman dari Prorail. 

Prorail adalah pengelola infrastruktur perkeretaapian di Belanda, diantaranya jalur KA Cepat (HSL) sepanjang 125 km. Beliau menyampaikan, jalur HSL secara intensif dilintasi oleh 6 jenis KA yaitu KA Cepat Amsterdam – Paris, Amsterdam – London yang bisa melaju hingga 300 km/jam, lalu 4 KA intercity yang melaju dengan kecepatan maksimal 160 km/jam, yaitu KA intercity Amsterdam – Rotterdam, Amsterdam - Brussel, Amsterdam – Breda dan Amsterdam - Eindhoven. 

Lebih lanjut, Schooleman menyampaikan masalah yang timbul pada konstruksi viaduk berupa beberapa keretakan. Akibatnya, pada petak-petak tertentu KA hanya diizinkan melintas dengan kecepatan 80 km/jam, padahal seharusnya KA bisa melintas dengan kecepatan 160 – 300 km/jam.

Bertahap, perbaikan sedang dilakukan dan diharapkan selesai pada 2026. Letak kesalahan ini pada rancangan yang ternyata kurang kuat untuk menopang beban kereta api. Untuk itu perlu dirancang ulang.        

Presentasi kedua disampaikan oleh Naqib Saqena Adiguna dari Alstom Nederland, yang pernah bekerja di Alstom Indonesia dan Alstom Singapura dan juga anggota ITF. Dalam presentasinya, ia memaparkan tentang teknologi persinyalan dan interlocking yang dikembangkan Alstom untuk proyek perkeretaapian di Belanda.  

Sebelum masuk ke bahasan utama, diaspora Indonesia ini menjelaskan terlebih dulu prinsip dasar persinyalan, mulai dari sistem mekanik, elektro mekanik hingga digital. Para hadirin yang belum paham beroleh penjelasan tentang apa dan bagaimana persinyalan dalam dunia perkeretaapian. Intinya, sangat penting sistem persinyalan untuk menjamin keselamatan perjalanan KA.

Presentasi ketiga disampaikan Ms. Lara Sijsma dan Ms. Zoe Both dari Delft Hyperloop. Delft - Hyperloop merupakan tim mahasiswa Universitas Tehnik Delft dan yang bergabung mengembangkan moda transportasi masa depan berkecepatan sangat tinggi, namun ramah linkungan, yaitu Hyperloop. Kendaraan hyperloop nantinya akan melayang di atas bantalan magnetik didalam ruang hampa udara dan bisa melaju hingga 1.000 km/jam.

Team Delft – Hyperloop yang terdiri atas pemuda dan pemudi yang kompak dan sangat antusias ini telah berhasil memenangkan beberapa kompetisi Hyperloop, diantaranya yang baru berlangsung di Zurich. Hyperloop ini masih dalam taraf riset dan pengembangan serta masih banyak tantangan untuk diwujudkan jadi kenyataan. 

Para mahasiswa Delft Hyperloop ini pantang mundur. Mereka membangun fasilitas jalur uji coba sepanjang 400 m dan diameter sekitar 2 m di dekat kota Gronningen. Pemerintah provinsi Gronningen sendiri membantu proyek hyperloop ini dengan memberikan subsidi sebesar 3 juta US dollar. Pemerintah Belanda tidak tinggal diam, sebab Kementerian Infrastruktur dan Perekonomian juga memberikan subsidi sebesar 4,5 juta euro.      

Kesimpulan dapat ditarik dari seminar internasional ini, pertama perkeretaapian Indonesia sedikit lebih maju dari Belanda, karena KA Cepat Indonesia bisa melaju hingga 350 km/jam, sementara di Belanda hanya 300 km/jam. Itu pun pada beberapa petak hanya boleh melaju 80 km/jam. 

Kedua, Belanda sudah tidak punya industri kereta api seperti INKA sehingga kita selangkah lebih maju dalam industri KA.      

Ketiga, industri perkeretaapian Indonesia telah berhasil merancang dan membangun KA tanpa masinis, yaitu LRT Jabodebek. Sedangkan perkeretaapian Belanda masih dalam taraf persiapan dan pengembangan. 

Satu keunggulan perkeretaapian di Belanda adalah proyek masa depan Delft Hyperloop yang dilakukan mahasiswa-mahasiswi yang sangat antusias terhadap masa depan transportasi di Eropa dan dunia. Semoga mereka juga menyemangati mahasiswa-mahasiswi Indonesia lebih giat belajar dan berinovasi untuk masa depan mereka sendiri, sekaligus mewujudkan Indonesia Emas. (*) Widoyoko/MTS           Foto: PPI - Delft

TANGGAPAN ANDA MENGENAI BERITA INI

Senang

0

Tidak Peduli

0

Marah

0

Sedih

0

Takjub

0

Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting

KOMENTAR TERBARU

X