hariansuara.com - Belakangan cukup sering mendengar kabar, entah tetangga atau kerabat yang tinggal jauh sakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau tifus. Uniknya, gejala umum yang menyertainya sama, yaitu demam.
Menentukan secara kasat mata mana keluhan demam itu sebagai DBD dan tifus sulit. Jadi, harus dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Menurut dokter penyakit dalam kekhususan infeksi tropik, gejala DBD adalah demam tinggi yang terjadi mendadak. Juga disertai keluhan sakit kepala yang hebat, otot nyeri, tubuh lemas dan untuk membuka mata pun berat.
Ini biasanya tanda awal terjadinya infeksi DBD yang berlangsung selama tiga hari. Pada orang tertentu, gejalanya bisa bertambah dengan nyeri di ulu hati, mual sampai muntah, dan hilang nafsu makan.
Yang wajib diwaspadai adalah tatkala demam turun. Lo, bukankah pertanda sakitnya mereda? Tidak. Ini justru disebut tahap kritis DBD. Antibodi atau kekebalan tubuh sudah terbentuk. Namun, perlawanan terhadap penyakit tak terkendali. Bila tak terkontrol atau lengah, pendarahan tak terhindarkan dan bisa berakibat fatal.
Lewat tahap kritis, dengan pengobatan dan perawatan yang tepat, kondisi tubuh membaik. Ditengarai dari turunnya demam, lalu jumlah trombosit (sel darah merah) naik ke jumlah normal. Dari hasil lab menunjukkan sekitar 150.000–450.000 trombosit per mikroliter darah.
DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk berbintik putih yang disebut Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Untuk mencegah tergigit nyamuk yang cenderung menggigit pada siang dan sore hari ini, bersihkan secara berkala wadah berisi genangan air seperti jambangan bunga, minuman hewan kesayangan atau bak mandi di rumah.
Demam Tifus Bertahap dan Meninggi di Malam Hari
Yang membedakan demam pada tifus, terjadinya secara gradual atau bertahap. Dari semula sumeng atau meriang biasa, lalu demamnya terus meningkat. Uniknya, demamnya tinggi sekali pada malam hari.
Gejala lainnya, pencernaan terganggu. Entah mengalami diare, atau justru sebaliknya sembelit atau susah buang air besar (BAB).
Seseorang terkena tifus biasanya datang dari konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonela typhi. Untuk melindungi diri dari tifus, dijaga benar kebersihan dari asupan makanan dan minuman. Terlebih di musim pancaroba sekarang ini. (*) Umi Maesaroh/MTS Foto: Depositophotos/VitalikRadko
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU