hariansuara.com, Jakarta - Sebuah kota biasanya sangat bermasalah dengan yang namanya sampah, termasuk Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Data dari Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tangsel menunjukkan produksi sampah rumah tangga dan industri dalam sehari sebanyak 100 ton dan 15%-nya merupakan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang.
Camat Ciputat Timur, Sutang Suprianto, mendukung apa yang dilakukan komunitas plastik untuk kebaikan ini. "Komunitas Plastik Untuk Kebaikan ini sangat membantu kota Tangsel dalam mengatasi sampah," ujarnya di acara kegiatan mobil edukasi pilah sampah plastik yang diselenggarakan Komunitas Plastik Untuk Kebaikan (KPUK) Legoso, Pisangan Timur, Ciputat, Selasa, (28/1).
Disampaikan, sampah di sebuah kota memang menjadi masalah besar. Hal itu disebabkan langkanya lahan kosong untuk bisa dijadikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah karena semua berubah menjadi tempat tinggal. "Berbeda dengan kabupaten yang wilayahnya luas dan daerah kosongnya banyak, " ujarnya.
Karenanya, kata Sutang, diperlukan peran serta semua pihak untuk menangani masalah sampah ini, baik pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, dan komunitas pecinta lingkungan seperti komunitas plastik untuk kebaikan ini.
"Sampah plastik kalau tidak dikelola dengan baik bisa jadi bumerang bagi kita sendiri karena 10 tahun tidak bisa hancur. Jadi sebaiknya sampah plastik itu jangan dibuang sembarangan, tapi harus dikelola dengan cara nemilahnya dengan baik, " ujarnya dalam acara yang dihadiri puluhan ibu yang hadir saat itu. Para ibu ini juga datang dengan antusias sambil membawa botol plastik yang sudah dibersihkan untuk ditukar dengan sembako murah di mobil edukasi pilah sampah plastik.
"Dan alhamdulillah, ada komunitas yang dapat membantu dalam mengangani masalah sampah khususnya sampah plastik yang ada di wilayah Legoso yang ada di Kelurahan Pisangan. Saya atas nama Pemkot Tangsel berterimakasih kepada seluruh jajaran komunitas ini. Saya berharap komunitas ini terus untuk berbuat kebaikan di daerah Tangsel," kata Sutang.
Selain bisa membantu ekonomi masyarakat, menurut Sutang, apa yang dilakukan Komunitas Plastik Untuk Kebaikan ini bisa memberikan sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan baik.
"Kita memang sudah ada bank sampah atau komunitas 3R, tapi yang ini berbeda karena bisa keliling. Ini cukup baik bukan hanya mengumpulkan atau membeli sampah plastik, tapi juga bisa memberikan sosialisasi bahwa masyarakat di Tangsel bisa juga menjadikan sampah plastik khususnya botol plastik untuk menjadi penghasilan karena bernilai ekonomi," ucapnya.
Terkait adanya peraturan larangan penggunaan botol air minum kemasan plastik, Sutang mengatakan itu sulit dilakukan untuk di masyarakat. "Pendekatan seperti yang dilakukan Komunitas Plastik untuk Kebaikan ini mungkin lebih pas. Di mana masyarakat bisa lebih sadar untuk bisa mengelola dan memilah sampah dengan baik."
Di acara yang sama, Penasehat Komunitas Plastik Untuk Kebaikan, Hani Hasyim, mengatakan sebenarnya untuk mengadakan kegiatan ini sudah lama dipikirkan bersama dengan para pecinta lingkungan. "Kami ingin membantu pemerintah dan masyarakat bahwa sebenarnya masih ada yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah sampah khususnya sampah plastik ini," ujarnya.
Menurutnya, persoalan plastik ini sering menjadi kambing hitam terhadap banyaknya persoalan yang muncul terkait sampah. Mulai dari tumpukan sampah, banjir dan pencemaran di lautan. "Tapi kami melihat bahwa persoalannya bukan di plastiknya, tapi bagaimana kita mengelola sampahnya. Jadi gerakan yang kami inisiasi ini ingin mengedukasi masyarakat untuk mulai dari diri sendiri memilah plastik di rumah karena plastik bisa memiliki nilai ekonomi dengan cara dikumpulkan dan dijual ke kami," tutur Hani.
Apalagi, kata Hani, plastik yang dibeli dari masyarakat harganya cukup wajar. Untuk sampah plastik di luar botol, Komunitas juga mengajarkan agar masyarakat memasukkannya terlebih dahulu ke dalam botol plastik dakam bentuk ecobrick sebelum menjual. "Komunitas sedang buat satu program memberikan 1000 kursi dari botol plastik ecobrick inu untuk diberikan jepada sekolah-sekolah PAUD dan TPA yang ada di daerah-daerah pinggiran Jabodetabek," katanya.(*)
Lakukan login terlebih dahulu untuk menambah komentar dan voting
KOMENTAR TERBARU