Waspadai Gejala dan Atasi Autoimun Sedini Mungkin

hariansuara.com - Seorang ibu berusia separuh baya mengaku lega setelah menjalani operasi pengangkatan kateter (selang) yang sempat dipasang di ginjalnya. Rupanya, Bu Bibin, ia biasa disapa, menderita batu ginjal. 

"Dari analisa dokter, saya menderita penyakit autoimun yang menyerang ginjal saya. Dokter mengangkat 38 batu ginjal yang bersarang di ginjal saya. Tigabelas tahun kemudian, kembali ginjal saya penuh batu, dan baru dioperasi. Kateter ini baru diangkat," ujar ibu dari dua remaja muda penuh syukur kini bisa buang air seni secara normal. 

Disebut di awal, gangguan ginjal Ibu Bibin itu akibat dari hpenyakit autoimun. Dari literatur medis, autoimun terkait sistem kekebalan tubuh. Semestinya melindungi tubuh dari infeksi, tetapi sebaliknya justru menyerang sel dan jaringan tubuh itu sendiri. Autoimun ini bisa mengenai organ dan sistem tubuh berbeda-beda. Entah mengenai kulit, sendi, atau organ tubuh bagian dalam. 

Kemudian aktor sinetron Indra Bruggman Lama tak terdengar, ia muncul lagi dengan kabar menjalani operasi plastik di Korea Selatan. Apa pasal? 

"Saya terkena hipertiroid. Qadarallah, bobot badan saya susut 15 kilogram secara drastis. Ini menguruskan otot tubuh, juga bagian mata saya jadi cekung. Kata dokter, kadar tiroidnya diatasi, bisa normal dan stabil, tapi kondisi mata saya enggak akan balik lagi seperti dulu,” ujar Indra seminggu seusai oplas melalui akun instagramnya @indrabruggman, Minggu (1/9/2024).

Gangguan Kesehatan Akibat Autoimun

Autoimun dapat menimbulkan sejumlah penyakit, di antaranya: 

1. Lupus (Systemic Lupus Erythematosus). Gejalanya, ruam berbentuk kupu-kupu di wajah, sensitif terhadap sinar matahari, rambut rontok, nyeri sendi, kelenjar getah bening membengkak, dan juga fungsi ginjal yang terganggu.

2. Rheumatoid Arthritis (RA) berupa nyeri dan bengkak pada sendi, terutama di tangan dan kaki, sendi kaku pada pagi hari lebih dari 30 menit.

3. Multiple Sclerosis (MS) ditandai dengan kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, penglihatan kabur atau hilang sementara, serta otot lemah atau satu sisi tubuh jadi mati rasa.

4. Diabetes Tipe 1 membuat penderitanya merasa haus secara berlebihan, sering buang air kecil, berat badan turun drastis dan tiba-tiba, juga kadar gula darah tidak stabil.

5. Penyakit Celiac ditandai dengan iare, kembung, dan gangguan pencernaan setelah mengonsumsi gluten, lalu berat badan turun tanpa sebab. 

6. Penyakit Tiroid Autoimun Hashimoto (hipotiroidisme) dan Graves (hipertiroid). Hashimoto gejalanya kelelahan, berat badan naik signifikan, dan depresi. Sedangkan Graves (hipertiroidisme) gejalanya detak jantung cepat, berat badan susut banyak, dan kecemasan.

Ikhtiar Tangani Autoimun dengan Mengendalikannya 

Seseorang bisa terkena penyakit autoimun karena sebab yang berbeda-beda. Ada yang sifatnya genetik, terwarisi dari keluarga, atau terdampak dari lingkungan yang terpapar zat kimia, polusi, atau infeksi tertentu.

Pada wanita bisa lantaran faktor hormonal. Belakangan ditengarai, gangguan autoimun akibat stres berlebih dan terinfeksi oleh virus dan bakteri.

Penanganan penyakit autoimun umumnya difokuskan untuk mengurangi gejalanya, mengendalikan respons imunitas, dan melindungi organ yang terkena. Misalnya, pasien dengan peradangan dan rasa sakit adalah dengan memberikan obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (NSAID). 

Langkah lain berupa pemberian obat kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh. Imunosupresan obat untuk menekan aktivitas sistem kekebalan agar tidak menyerang jaringan tubuh.

Dokter menyarankan sejumlah terapi,  baik terapi biologis dengan pemberian obat untuk melindungi bagian spesifik dari sistem imun. Ada juga terapi penggantian yang hilang, seperti pemberian insulin bagi penyakit diabetes melitus (DM) Tipe 1. 

Tip dari Pakar untuk Ringankan Gejala Autoimun

Konsums makanan anti-inflamasi, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, ikan berlemak (omega-3), dan biji-bijian. Hindari makanan olahan, gula berlebihan, dan makanan berlemak trans yang dapat memperburuk peradangan.

Teratur Berolahraga, mulai dari berjalan kaki, yoga sampai berenang untuk mengurangi peradangan dan menguatkan otot serta sendi. 

Kelola stres penyebab berbagai penyakit. Lakukan relaksasi seperti meditasi, yoga, atau melatih teknik pernapasan. Usahakan istirahat dan tidur yang cukup. Tak perlu lama, bisa 5 jam sehari tapi tidurnya berkualitas. 

Hindari lingkungan pemicu autoimun, misalnya yang polutif dan adanya alergen. 

Jaga bobot tubuh tetap ideal, tidak obesitas. 

Saran dokter, jika mengalami cukup lama salah satu dari gejala-gejala penyakit autoimun diurai di atas, segera konsultasikan kesehatan. Pemeriksaan awal, melakukan tes darah untuk mendeteksi adanya autoantibodi, setelah itu melakukan pemeriksaan fisik pada area yang sakit. 

Dari kesemua gejala yang muncul, yang patut dicurigai adalah berat badan yang melonjak atau merosot drastis. Yang penting lagi, seperti diperlihatkan Indra Bruggman, yakni mesti bersemangat untuk bangkit. Selain menjaga kesehatan dengan gaya hidup sehat, pola makan teratur dan bergizi, serta berolah fisik secara kontinu.

Pun, mengoperasi plastik memperbaiki kantung matanya yang cekung. Ini selain ikhtiar untuk menambah semangat menekuni dunia hiburan lagi. 

“Oplas satu-satunya jalan untuk membuat mata saya kembali seperti dulu. Terpaksa. Bukan karena saya tidak bersyukur atas karunia Allah. Alhamdulillah oplas berjalan baik," imbuhnya.

Informasi untuk Anda, untuk mendapatkan lebih jauh tentang edukasi, pendampingan dan pemberdayaan seputar autoimun bisa mengakses @autoimun.id, web: wwwautoimun.id, email: halo.autoimunid@gmail.com, dan mengontak 0819 3295 1374 untuk Join Grup. (*) Melsh/MTS          Foto: @indrabruggman, @autoimun.id